Krisis feeling dengan Desmosedici dan hasil yang mengecewakan membuat posisi Pecco menjadi goyah. Akankah tim pabrikan mengganti mantan juara dunia itu setelah 2026?
Musim 2025 yang Sulit Bagi Bagnaia
Bologna, 22 Oktober 2025 – Musim 2025 menjadi tahun yang ingin dilupakan oleh Pecco Bagnaia, terutama setelah jeda musim panas. Ini mungkin musim paling sulit yang pernah ia jalani di MotoGP. Kemenangan di Motegi kini terasa seperti kenangan jauh, karena di Indonesia dan Australia, Bagnaia kembali terjerumus dalam krisis tanpa akhir. Situasi ini begitu akut sehingga menimbulkan ketidakpastian besar mengenai masa depannya di Ducati.
Pada akhir 2026, banyak kontrak pembalap akan berakhir. Musim berikutnya, pada 2027, regulasi teknis baru akan diterapkan, mencakup pengurangan perangkat elektronik, tenaga mesin, dan aerodinamika. Ini akan menjadi sebuah revolusi. Tanpa pemulihan performa yang meyakinkan, BagnaIA berisiko kehilangan kursinya di tim pabrikan Ducati, sementara banyak pembalap lain yang siap mengambil alih posisinya.
Biaggi: “Saya Tidak Berani Bertaruh untuk Pecco”
Meskipun dari Borgo Panigale (markas Ducati) muncul bantahan, Max Biaggi tidak menutup pintu terhadap kemungkinan penggantian. Ducati secara resmi menyatakan tidak akan melepaskan Pecco. Manajer tim Davide Tardozzi menegaskan, “Satu-satunya pikiran kami adalah membantu Pecco. Persaingan sangat ketat, Aprilia telah berkembang pesat, tetapi saat ini kami mendukung penuh Pecco dan tidak ada keretakan.”
Namun, Max Biaggi justru tidak berani menjamin hal tersebut. Mantan pembalap Aprilia itu mempertanyakan masa tinggal Bagnaia di tim pabrikan. “Saya tidak berani bertaruh untuk itu. Pabrikan selalu mencari talenta muda yang dapat memberikan kontinuitas. Mungkin mereka akan memindahkan Pecco ke tim satelit, tetapi kita tahu dia memiliki kontrak pabrikan dan sulit melihatnya di tim lain,” ujar Biaggi kepada RTL102.5.
Misteri Performa dan Kandidat Pengganti
Tren musiman pembalap pabrikan Ducati itu jelas menuntut refleksi. Memang benar, motor GP25 terbukti sulit dikendarai; hanya Marc Marquez yang mampu menaklukkannya, sementara Fabio Di Giannantonio juga mengalami pasang surut. Namun, kesulitan Bagnaia jauh lebih dalam, bahkan dalam balapan terakhir ia finis di belakang Chantra.
Waktu terus berjalan sementara pembalap lain mulai bersinar. Fermin Aldeguer telah mencalonkan diri untuk motor merah. Ducati juga diyakini mengamati dengan cermat situasi Fabio Quartararo dan Pedro Acosta yang sedang tidak puas. “Ada yang bilang dua petunjuk bisa jadi bukti, tapi di sini petunjuknya sedikit dan membingungkan,” tambah Biaggi. “Ketika kami meminta klarifikasi di Ducati, mereka tidak berkomentar, dan Bagnaia berbicara dalam bahasa yang tidak bisa dimengerti. Bahkan kami di dalam paddock tidak bisa memahami situasinya.”
Quartararo Mengisi Ulang Tenaga Menuju Sepang
Setelah balapan di Australia, paddock MotoGP kini bersiap menuju Malaysia untuk balapan di Sepang dua hari lagi, diikuti seri penutup di Portimao dan Valencia. Dari kubu Yamaha, Fabio Quartararo sempat meluapkan kekecewaannya setelah GP Australia. Meraih pole position di Phillip Island, ia harus puas finis di urutan ketujuh dalam Sprint dan ke-11 dalam balapan utama.
Beberapa hari istirahat terbukti bermanfaat bagi pembalap Prancis itu. Kini, juara dunia 2021 itu siap menghadapi tantangan di Sepang, yang merupakan putaran terakhir di Asia sebelum kembali ke Eropa.
Optimisme Skuad Yamaha di Malaysia
“Saya mengambil beberapa hari istirahat untuk mengisi ulang baterai sebelum datang ke Malaysia. Sekarang kami di Sepang untuk putaran terakhir di luar Eropa, mari kita lihat apa yang bisa kami lakukan,” komentar Quartararo. “Kami melakukan beberapa tes di sini pada awal tahun, tetapi motornya telah banyak berubah sejak saat itu. Semoga kami mendapatkan hasil yang baik dan mengakhiri perjalanan ini dengan catatan positif. Tentunya para penggemar di Malaysia akan mendukung kami, itu selalu sangat menyenangkan.”
Rekan setimnya, Alex Rins, juga tiba di Malaysia dengan tekad melanjutkan pekerjaan positif. Rins memiliki sejarah baik di Sepang: posisi kedua pada 2013 dan ketiga pada 2014 di Moto3, serta posisi kedua di kelas utama pada 2018. Hasil balapan hari Minggu terbaiknya dengan M1 sejauh ini adalah posisi kedelapan, dan ia bertekad memperbaikinya, terutama karena Yamaha umumnya lebih kompetitif di Malaysia.
“Balapan di Phillip Island sangat fantastis. Finis di urutan ketujuh adalah hasil yang bagus, jadi saya tidak sabar untuk melihat apa yang bisa kami capai di Sepang,” tambah Rins. “Kami membuat langkah besar, dan itulah yang terpentING. Kami akan mempertahankan konfigurasi ini untuk akhir pekan. Semoga kami mendapatkan trek yang sebagian besar kering agar bisa mengumpulkan data yang andal.”